Transparansi dalam konteks tata kelola perusahaan yang baik (good corporate governance/GCG) termanifestasikan ke dalam bentuk ketersediaan dokumen. Hal tersebutlah yang menjadi salah satu topik mengemuka dalam pertemuan rutin Forum GCG Krakatau Steel Group pada hari Rabu, tanggal 31 Mei 2017. Bertempat di Gedung Serba Guna PT Krakatau Tirta Industri (KTI), pertemuan pada siang hari itu dihadiri perwakilan dari unit kerja GCG PT Krakatau Steel (Persero) Tbk. (KS) beserta entitas anak perusahaan.

KTI bertindak sebagai tuan rumah dalam pertemuan rutin tersebut. Hadir untuk membuka acara Direktur Keuangan, Personalia, & Umum KTI Tjandra Budiman. Acara kemudian dilanjutkan dengan sesi paparan oleh KTI dan PT KHI Pipe Industries (KHI).

Paparan oleh KTI disampaikan oleh Kepala SPI, GCG, & Manajemen Risiko KTI Rubie A. Alham. Beliau memaparkan mengenai Persiapan Penerapan Assessment Corporate Governance Tahun Buku 2016. Dalam paparannya beliau banyak menyampaikan perihal persiapan yang telah dilakukan KTI dalam rangka penilaian GCG yang tahun ini diagendakan dilaksanakan oleh Badan Pemeriksa Keuangan dan Pembangunan (BPKP). Adapun KTI telah berupaya untuk memenuhi indikator-indikator penilaian sebagaimana dipersyaratkan dalam Surat Keputusan Sekretaris Kementerian Badan usaha Milik Negara Nomor : SK-16/S.MBU/2012 tentang Indikator/Parameter Penilaian dan Evaluasi Atas Penerapan Tata Kelola Perusahaan yang Baik (Good Corporate Governance) Pada Badan Usaha Milik Negara. Paparan lebih lanjut yang disampaikan oleh Kasi GCG & Manajemen Risiko Poedyo Tjahyo menerangkan KTI saat ini dalam proses penyelesaian aplikasi berbasis web untuk mengakomodasi kepentingan assessment GCG di lingkungan KTI. Aplikasi tersebut akan menjadi sarana pengumpulan data yang diperlukan sebagai evidence yang diperlukan untuk kegiatan assessment. Seluruh data akan disimpan sesuai klasifikasi penilaian sehingga dari sisi assessor akan memudahkan proses penilaian sekaligus mempercepat jangka waktu penilaian.

Sementara itu, KHI dalam paparannya menyampaikan perihal pengalaman korporat dalam melakukan assessment GCG di internal perusahaan. Paparan yang menarik beserta hal-hal yang memerlukan evaluasi lebih lanjut menjadi topik yang hangat dalam sesi tanya jawab yang diadakan berikutnya.

Manager GCG & Risk Management KS Hasri Suryani pada pertemuan tersebut memberikan apresiasi kepada perwakilan anak perusahaan KS yang menyempatkan diri hadir dalam forum tersebut. Beliau juga menyampaikan apresiasi mendalam kepada KTI atas semangatnya dalam rangka mensukseskan rencana assessment GCG. Beliau berharap langkah inovatif KTI ini dapat menjadi inspirasi bagi seluruh personal dan korporat di lingkungan KS Group. Beliau juga memaparkan saat ini KS tengah melakukan assessment GCG di PT Krakatau Bandar Samudera dan PT Krakatau Industrial Estate Cilegon. Hasil assessment pada kedua anak perusahaan KS tersebut akan menjadi bahan diskusi selanjutnya dalam forum GCG KS Group sekaligus menjadi referensi dalam proses assessment pada anak perusahaan KS Group lainnya.

Beliau juga menyampaikan assessment GCG yang berbasis SK-16/S.MBU/2012 merupakan tantangan tersendiri bagi KS Group. Akan tetapi, hal tersebut secara positif bertujuan agar segenap organ perusahaan secara optimal dan responsif senantiasa melakukan tindakan yang sejalan dengan prinsip-prinsip GCG. Paradigma yang menyatakan GCG sebagai “bumbu” dalam kegiatan bisnis yang tidak memberikan keuntungan material bagi perusahaan sudah seharusnya diubah. Menurut Hasri, penerapan GCG secara konsisten dan konsekuen justru mendorong perusahaan menjadi profitable karena segala aktifitas bisnis dan administrasi dilaksanakan sesuai prosedur dan ketentuan yang berlaku.

Forum GCG KS Group tersebut memberikan banyak hal positif bagi para peserta, terutama terkait tantangan ketersediaan human capital serta sistem pemantauan dan penilaian yang siap dalam rangka implementasi GCG secara berkelanjutan dan berkesinambungan. Pertemuan Forum GCG KS Group hari itu kemudian ditutup oleh Rubie A. Alham bertindak atas nama KTI. (ab/ar.as)